RSS

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Selamat pagi dan salam sejahtera

Yang terhormat kepala sekolah NAMA SMP
Yang kami hormati guru-guru sekalian
Yang berbahagia, orang tua siswa NAMA SMP
Dan teman-teman yang saya cintai

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang berkenan atas waktu dan kesempatan ini, sehingga kita dapat hadir di tempat ini di acara perpisahan kelas 9 NAMA SMP tahun ajaran 2009/2010 pada pagi ini

Saya mewakili teman-teman menyadari bahwa selama kami menjadi siswa di NAMA SMP ini pernah membuat guru menjadi kesal, kecewa, sedih, ataupun marah. Oleh karena itu kami menghaturkan permohonan maaf yang tulus dari hati bapak/ibu guru

Pada kesempatan ini juga saya mewakili teman-teman mohon maaf pada bapak ibu, ayah bunda kami, atas kesalahan kami baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja

Saya dan teman-teman, berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu guru dan juga ayah bunda yang telah mendidik kami menjadi siswa yang disiplin dan berprestasi

Untuk teman-teman tercinta, selama 3 tahun lamanya kita bersama, tentunya ada rasa suka maupun duka yang datang menhampiri dalam menuntut ilmu. Semua itu tak bakal dilupakan begitu saja

Saya ucapkan selamat berpisah, dan selamat melanjuntkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga perpisahan ini menjadi kenangan indah selamanya

Sukses untuk terus maju meraih cita. Semoga NAMA SMP selalu jaya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Daftar Chord Gitar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asian Games XVI 2010 | Thailand Ancaman Baru Bulu Tangkis Asia

Liputan Seputar Asian Games XVI 2010 - Prestasi cemerlang tim bulu tangkis putri Thailand pada ajang Asian Games XVI 2010 menjadikannya salah satu ancaman baru yang perlu diwaspadai di Asia.

Meski belum mampu membendung raksasa China pada babak final Senin (15/11/2010) tim putri Thailand cukup membanggakan dengan meraih medali perunggu setelah dikalahkan 0-3.

Penampilan mengesankan ditunjukan salah satu tunggal putrinya yang terhitung masih sangat belia, Ratchanok Inthanon. Pemain berusia 15 tahun ini bahkan mampu mencuri set kedua dari pemain nomor satu dunia, Wang Xin, sebelum akhirnya ditundukan 1-2 (20-22, 21-17, 21-14).

"Dia sangat agresif dan mampu membuat saya tertekan sepanjang pertandingan. Kemampuannya jauh melebihi usianya," ujar Wang, mengomentari penampilan Ratchanok .

"Dari segi postur dia memang tidak tinggi tapi dia masih muda dan berpotensi untuk menjadi pemain yang kuat," lanjutnya.

Pelatih Thailand, Udom Luangphetcharaporn, mengaku bangga akan torehan prestasi anak asuhnya yang melebihi target. Udom sebelumnya mematok target perunggu, tapi ternyata putri Thailand justru meraih perak setelah membungkam Indonesia 3-1.

"Kami menargetkan perunggu tapi justru mendapat perak," kata Udom.

Di sektor putra, Thailand berhasil meraih perunggu setelah menundukan Malaysia.

"Kami belum pernah mengalahkan Malaysia sebelumnya. Saya harap kami bisa mengulang sukses serupa di individu," sebutnya.

Sementara pelatih China, Li Yongbo, mengungkapkan meskipun bisa mengawinkan medali emas di beregu putra dan putri, dirinya sempat kesulitan menghadapi persaingan di sektor putri.

"Dari hasil ini kita bisa melihat dengan sangat jelas persaingan di dunia bulu tangkis semakin meningkat. Saat ini, hampir semua negara mengalami peningkatan dan kami akan menghadapi tantangan lebih dan lebih, jadi kami perlu kerja keras." kata Li.

Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Thailand, Charoen Wattanasin pun menyambut baik prestasi cemerlang terutama di kubu putri.

"Kemampuan pemain Thailand telah meningkat banyak dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di tunggal putri. Mereka telah menunjukkan kemampuan dan potensi mereka di sini," kata Charoen .
Ia melanjutkan, "Dahulu, kami tidak bisa mengalahkan Malaysia untuk nomor putra dan tim putri tidak pernah bisa mengalahkan Jepang dan Indonesia tapi sekarang kami bisa," katanya.

Charoen menambahkan semua prestasi tersebut merupakan hasil regenerasi yang baik.

"Ini bukan kejutan bagi saya karena kami memang menargetkan sebelumnya. Kami telah membuat banyak kemajuan dalam bulu tangkis dan saat ini, kami memiliki pemain muda yang sangat bagus," tandasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Taufik Hidayat Beri Pelajaran Pada Hayom

Submitbookmarker - Pemain veteran Taufik Hidayat mengalahkan pemain pelatnas Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka di final Grand Prix Gold Indonesia terbuka, Minggu (17/10).

Taufik yang merupakan unggulan pertama turnamen memberi suguhan tontonan yang menarik buat penonton stadion Palaran, Samarinda sekaligus memberi pelajaran berarti buat Hayom yang disebut-sebut menjadi penerusnya.

Game pertama dua pemain berbeda generasi ini berlangsung alot. Taufik memperlihatkan kelengkapan pukulannya diimbangi Hayom yang mencoba memeras tenaga seniornya tersebut. Angka saling berkejaran sebelum, Hayom menang 28-26.

Namun di game kedua Taufik tidak memberi kesempatan Hayom mengembangkan gaya permainannya. Ia menantang Hayom bermain di depan net serta menyerangnya dengan pukulan kedut sebelum menang 21-17..

Game ketiga sepenuhnya menjadi milik Taufik. Meski kalah stamina, namun Taufik sudah di atas angin dan menyudahi game ketiga 21-14. Pertandingan kedua pemain ini berlangsung 1 jam 6 menit.

Bagi Hayom ini merupakan kali kedua ia kalah dari Taufik setelah GP Gold Taiwan pada 2009 lalu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ganda Putri Meiliana, Greysia Tersingkir

Info seputar Asian Games XVI 2010 - Ganda putri Indonesia langsung tersapu bersih pada babak 16 besar nomor perseorangan cabang olahraga bulu tangkis Asian Games XVI 2010, Selasa (16/11/10). Setelah Shendy Puspa Irawati/Nitya Maheswari tersingkir, kini giliran pasangan yang diharapkan bisa melangkah lebih jauh, Meiliana Jauhari/Greysia Polii.

Melawan pasangan Taiwan Hsieh Pei Chen/Wang Pei Rong, Meiliana/Greysia menyerah dua game 19-21, 18-21. Dengan demikian, sektor putri Indonesia tinggal berharap kepada Adriyanti Firdasari, yang menjadi satu-satunya pemain yang berhasil maju ke babak kedua setelah menang 21-18, 16-21, 21-15 atas pemain Thailand, Salakjit Ponsana. Maria Febe Kusumastuti juga sudah tersingkir, karena kalah 16-21, 11-21 dari pemain Taiwan Pai Hsiao Ma.

Pada hari pertama untuk nomor perseorangan bulu tangkis ini, ada lima wakil Indonesia yang tampil. Selain empat di sektor putri (dua ganda serta dua tunggal), tampil juga ganda putra Mohammad Ahsan/Alvent Yulianto Chandra. Pasangan pelatnas/non-pelatnas ini dengan mudah meraih tiket ke babak 16 besar karena menang 21-5, 21-8 atas pasangan Maladewa Sharim Sharim/Zayan Zayan.

Indonesia sudah gagal meraih medali emas untuk nomor beregu putra dan putri. Pasukan Merah-putih hanya mampu melaju hingga semifinal, dan gagal melewati hadangan para lawannya. Tim putri disingkirkan Thailand, sedangkan putra ditaklukkan China, yang akhirnya mengawinkan emas putra-putri.

Kini, Indonesia tinggal berharap kepada nomor perseorangan, di mana sektor tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran, menjadi tumpuan untuk bisa mewujudkan ambisi minimal meraih satu medali emas. Nomor-nomor andalan ini baru akan bertanding besok, di mana tunggal putra Taufik Hidayat akan mengawali perjuangannya mempertahankan emas dengan melawan pemain Taiwan Hsieh Yu Hsing, kemudian ganda campuran Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir menghadapi pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Woon Khe Wei, dan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan bertemu ganda Jepang, Endo Hiroyuki/Hayakawa Kenichi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Asian Games XVI 2010 | Kido, Hendra Siap Mati demi Emas

Asian Games XVI 2010 - Ganda putra nomor satu Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan, selangkah lagi meraih medali emas Asian Games XVI 2010 di Guangzhou, China. Namun, pasangan terbaik Tanah Air ini bakal menghadapi tantangan terberat, yaitu ganda nomor satu dunia asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

Meskipun rekor pertemuan menjadi milik lawan, Kido/Hendra siap bertarung habis-habisan untuk raih emas. Selain itu, mereka juga menjadi harapan tunggal untuk mempertahankan tradisi emas bulu tangkis Indonesia.
Selama ini lebih banyak kalahnya. Namun saat ini suasananya lain. Saya akan tampil all-out dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
-- Markis Kido

"Selama ini lebih banyak kalahnya. Namun saat ini suasananya lain. Saya akan tampil all-out dan memberikan yang terbaik bagi Indonesia," kata Kido setelah mereka memastikan diri maju ke final multi-event empat tahunan ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Hendra. Dia mengaku akan memaksimalkan kemampuan supaya bisa meraih medali emas untuk melengkapi gelar-gelar juara yang diraih dalam kariernya.

Sebenarnya, Hendra punya harapan besar agar all-Indonesian final tercipta. Sayang, hal itu tidak terwujud karena Muhammad Ahsan/Alvent Yulianto Chandra gagal melewati hadangan Koo/Tan.

"Berharap sih bisa ketemu Ahsan/Alven. Sayang, mereka gagal. Kami akan berjuang untuk medali emas," kata Hendra.

Kido/Hendra meraih tiket ke final setelah melewati perjuangan melelahkan nan menegangkan ketika bertemu musuh bebuyutannya dari Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae. Pada pertandingan itu, Kido/Hendra menang 21-15, 13-21, 21-18.

Ini membuat kubu Indonesia sedikit merasa lega karena masih ada harapan untuk membawa pulang emas dari cabang bulu tangkis. Pasalnya, tinggal Kido/Hendra yang menjadi tumpuan untuk mewujudkan target minimal satu emas dari olahraga tepok bulu ini.

Ya, dua ganda campuran yang diharapkan bisa membuat kejutan, yaitu Fran Kurniawan Teng/Pia Zebadiah Bernadet dan Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir, gagal melangkah lebih jauh. Sementara itu, tunggal putra Taufik Hidayat, yang pada Asian Games sebelumnya meraih emas, juga terjegal pada babak perempat final.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lempar cakram

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Patung pelempar cakram di Botanic Garden, Copenhagen, Denmark, oleh Skladanek bersaudara
Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan.[rujukan?]

Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan[rujukan?]
  1. Diawali dengan sikap tegap
  2. Langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
  3. Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus dan berada di bawah ketinggian bahu
  4. Langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada ke depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan.

Cara memegang cakram:
Pegang dgn buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam

Mengayunkan cakram
Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh. Pada saat mengayunkan cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus. Jangan sampai lepas.

Gerakan lempar cakram[rujukan?]
Ada 3 tahap dalam melempar cakram
  • Persiapan
    • Berdiri dgn kedua kaki dibuka lebar
    • Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya.
  • Pelaksanaan
    • Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang
    • Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40o )
    • Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
  • Penutup
    • Bantu lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga badan melonjak ke depan-atas
    • Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

 

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif)

I. PENDAHULUAN :
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
NARKOTIKA :

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
PSIKOTROPIKA :

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
ZAT ADIKTIF LAINNYA :
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).
II. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. KOKAIN :

Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS :

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.
4. AMPHETAMINE :

Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).
5. LSD ( Lysergic Acid ).

Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).
# PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.
Lingkungan Teman Sebaya :

a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
# GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :
1. Perubahan Fisik :

- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
– Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
– Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
– Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku :

- Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
– Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja.
– Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
– Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
– Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain.
– Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
– Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
# PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA
NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
· Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
· Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
· Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
· Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
· Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
· Merusak disiplin dan motivasi belajar.
· Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
· Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
· Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna / mangsanya.
· Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah menjadi ketergantungan.
· Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
· Meningkatnya kecelakaan.
# UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :
1. Mengasuh anak dengan baik.
- penuh kasih sayang
- penanaman disiplin yang baik
- ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
5. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
6. Memperkuat kehidupan beragama.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak
Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA :
1. Upaya terhadap siswa :
· Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan NAPZA.
· Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
· Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan merokok.
· Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa ( ekstrakurikuler ).
· Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.
· Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
2. Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :
· Razia dengan cara sidak
· Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah
· Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
· Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
· Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.
3. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :
· Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
· Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
· Sikap keteladanan guru amat penting
· Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang sekolah.
Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan NAPZA:
1. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama- sama.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
3. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
4. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.
IV. KESIMPULAN
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.
V. SUMBER
Sumber kami dalam menyusun makalah ini adalah :
    1. Survey di Internet. (www.anti.or.id).
    2. Survey kepada beberapa Narasumber, antara lain :
a. 5 Anggota Polri.
b. 3 Orang Pemakai.
c. 10 Orang bukan Pemakai.
Tempat survey tidak kami tulis dalam makalah ini, karena permintaan dari narasumber.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kerang Santan Cabai Hijau


Quantcast
Bahan:
250 gr kerang darah
150 ml santan
2 bh cabai hijau, potong bulat
2 btg serai
3 lbr daun jeruk
1 lbr daun salam
2 cm lengkuas
2 sdm minyak goreng

Bumbu Haluskan:
3 bh cabai hijau
5 bh bawang merah
2 siung bawang putih
½ sdt lada
½ sdt gula pasir
1 sdt garam
Cara Membuat:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum, masukkan serai, daun jeruk, daun salam, dan lengkuas, masak sampai bumbu matang.
2. Tambahkan kerang dan santan, masak sampai bumbu meresap ke dalam kerang.
3. Terakhir, masukkan cabai hijau iris, aduk rata. Angkat, sajikan dengan nasi putih.
Untuk 6 orang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Balado Cumi

 
i
Quantcast
Bahan :
750 gram cumi basah (ukuran sedang)
50 gram daun kemangi
2 lembar daun salam
1 cm lengkuas, memarkan
1 batang sarai ( ambil bagian putihnya)
1 ruas jahe, memarkan
100 cc air kaldu
2 buah jeruk nipis
Garam
Bumbu halus :
8 butir bawang merah
3 siung bawang putih
7 buah cabai merah
10 buah cabai rawit
5 butir kemiri
½ sdt kencur bubuk (1 ruas)
2 sdt sdt kunyit bubuk (1 ruas)
Garam secukupnya
Cara membuatnya :
Bersihkan cumi, lumuri air jeruk dan garam. Biarkan selama 15 menit
Tumis bumbu halus, masukan serai, daun salam, jahe dan garam. Aduk sampai harum.
Masukan cumi, tambahkan sedikit air, aduk rata dan diamkan sampai air agak berkurang.
Masukan kemangi, aduk sebentar. Angkat dan sajikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gulai Masin Ikan Tongkol

 
i
Quantcast
Bahan:
1 kg ikan tongkol
2 buah jeruk nipis, ambil airnya
750 cc santan dari 1 ½ butir kelapa
10 buah cabe merah, belah dua, buang bijinya
8 buah bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, iris
2 batang serai, memarkan
2 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk purut
10 buah belimbing sayur (bisa diganti dengan tomat hijau)
30 lembar daun ruku-ruku (bisa diganti dengan daun kemangi).
Haluskan:
2 cm jahe
3 cm kunyit
2 cm lengkuas (cukup dimemarkan)
Garam secukupnya
Cara Membuat:
Siangi ikan, lalu potong-potong menurut selera. Lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan sementara.
Didalam panci, kecuali belimbing sayur dan daun ruku-ruku, campur jadi satu seluruh bumbu, masak sampai santan mendidih (jangan lupa diaduk-aduk agar santan tidak pecah)
Masukan potongan ikan dan belimbing sayur. Tunggu sampai mendidih lagi, baru masukan daun ruku-ruku.
Kecilkan api, masak terus sampai santannya agak berminyak, angkat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Nasi Lapola (Maluku)

 
i
 Quantcast
Bahan :
250 g kacang tolo, bersihkan, rendam semalaman
600 ml air
1 lembar daun pandan, robek-robek
500 g beras, bersihkan, cuci
1 butir kelapa agak muda, bersihkan kulit arinya, parut memanjang
Garam secukupnya.
Cara Membuatnya :
1. Rebus kacang tolo hingga lunak dan cairan mengering. Angkat.
2. Didihkan air dan daun pandan. Masukkan beras, masak di atas api kecil hingga cairan terserap.
3. Campurkan aronan beras dengan kacang tolo rebus, kelapa parut dan garam. Aduk hingga rata.
4. Pindahkan dalam dandang, kukus sekitar 30 menit hingga matang. Angkat.
5. Selagi panas aduk perlahan sambil dikipasi agar nasi menjadi pulen. Selamat mencoba.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ini adalah anggota pramuka SMP N 01 ADIPALA yang mengikuti lomba kemah di lapangan MANDALA GIRI Adipala,cilacap dalam rangka HUT RI yang ke-64. Alhamdullilah atas kerja sama TIM kami dapat meraih juara 02. Sedangkan anggota putri meraih juara 01. Kami sangat senang sekali dengan pramuka,karena pramuka sangat melatih kita untuk disiplin,rajin,berani dan sebagainya. Pramuka juga mengajarkan kita untuk selalu ber"JIWA KORSA".
          Pokoknya we love pramuka.hehehe.........di pramuka kita juga merasakan senang,sedih,susah,dan sebagainya.Namun kami tidak kan pernah menyerah,karena dengan pramuka insyaallah akan membantu kita nanti saat kita sudah tua dsb. Yang memakai topo hitam dan berpakaian rompi hitam itu adalah mas Budi. Beliau adalah ketua DKR adipala. Kami foto bareng di depan tenda kami ketika kami akan "SAYONARA".
         SPENSA ..............JAYA.............
         SPENSA...............JAYA............
         SPENSA................3X
         JAYA.....................3X

Itulah kata-kata yang sering kami ucapkan untuk kekompakan regu kami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

info al'quran

Kamis, 17 September 2009

Makna Al Qur'an


Dengan menggabungkan antara arti bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna kalimat Al-Qur'an, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang membaca Al-Qur'an, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisanya, dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman. Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban.


MAKNA AL-QUR'AN Apa arti kalimat Al-Qur'an? Apa asal katanya ? Adakah Al Qur'an sendiri telah menyebutkan dirinya dengan nama Al Qur'an ? Di dalam Al Qur'an pernyataan nama ini, bisa ditemukan di banyak tempat. Tapi bukan maksudnya di sini untuk mengkalkulasi semua ayat yang terdapat didalamnya kalimat Al-Qur'an. Cukuplah dengan menyebutkan beberapa contoh, sebagai bukti : Dalam (QS:7:204) : " Dan apabila dibacakan Al Qur'an maka dengarlah dan perhatikalah ". Dalam (QS:15:87) : " Dan sesungguhnya Kami telah berikan kapadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al-Qur'an yang agung ". Dalam (QS:56:77) : " Sesungguhnya Al-Qur'an ini bacaan yang sangat mulya ". Dalam (QS:85:21) : " Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yag mulya".

Bila kata Al Qur'an, merupakan masdar (infinitif) dari kata " qara'a " yang berarti membaca, maka artinya " bacaan ". Allah berfirman : ( innaa 'alainaa jam'ahu waqur'anah ), Qur'anah di sini berarti qira'atuhu yakni mebacanya. Dalam konteks ini, membaca bisa dimaksudkan untuk diri sendiri. Seperti yang terdapat dalam (QS:16:98) : " Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an hendaknya kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk ". Atau membaca untuk orang lain, seperti yang terdapat dalam (QS:17:106) : " Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu mebacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian ".

Dr. Shalah Al Khalidi, seorang ahli dalam ilmu-ilmu Al-Qur'an kontemporer, menyebutkan bahwa Al-Qur'an dengan makna bacaan, itu lebih kuat, berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan di atas. ( lihat Hadzal Qur'an, oleh Dr Shalah Al-Khalidi, Darul Manar, Oman, 1993, hal:19 ). Rahasia penamaan Al-Qur'an dengan arti bacaan, adalah karena membaca Al-Qur'an merupakan ibadah. Dari An Nu'man bin Basyir ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Yang paling utama dari ibadah umatku adalah membaca Al-Qur'an ". (HR:Albaihaqi dalam kitab Syu'abul Iman). Hadits ini sekalipun dha'if, tapi dikuatkan oleh hadits sahih diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Umamah Al Bahili ra. Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : bacalah Al-Qur'an, karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya ". ( Sahih Muslim, Daru Ihya'u trutats Al Arabi, Bairut, Jilid:I, hl:553, Hadits:804).

Bila kata Al-Qur'an berasal dari kata " qara'a " denga makna menghimpun atau mengumpulkan, ini juga terdapat dalam (QS:2:228) dengan kata " quru' ". Allah berfirman : " Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri ( menunggu ) tiga kali quru' ". Sekalipun para ulama fikih berbeda pendapat dalam maksud " quru " di sini, apakah, maksudnya " tiga kali haid " atau " tiga kali suci ", tapi mereka bersepakat bahwa menyebut kondisi haid atau kondisi suci dengan istilah quru', dimaksudkan agar wanita menyelesaikan iddahnya dengan mengumpulkan semua kondisi itu sampai selesai.

Dengan menggabungkan antara arti bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna kalimat Al-Qur'an, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang membaca Al-Qur'an, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisanya, dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman. Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban. Allah SWT, Maha tahu akan hakikat ini. Karenanya yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq, yang dimulai dengan kata " iqra' ", perintah untuk membaca. Rasulullah SAW, pada waktu itu memang tidak bisa mebaca dan menulis. Karenanya disebut Ummi.

Lalu kalau direnungkan secara mendalam ayat-ayat yang pertama kali diturunkan itu, akan ditemukan bahwa ada dua perintah iqra' : Pertama, " iqra' bismirabbikalladzi khalaq " bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan ). Kedua, iqra' warabbukal akram ( bacalah dan tuhanmulah yang paling Pemurah ). Maksudnya bahwa kegiatan membaca harus tegak di atas keikhlasan kepada Allah semata, kejujuran untuk membesarkanNya, menyebarkan ajaranNya, dan memberikan pemahaman yang benar terhadap manusia, sehingga dengannya manusia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat.

Sumber :
Dr. Amir Faishol Fath
18 September 2009

Sumber Gambar:

Kisahku Khatam Al-Qur’an

Usia saya menjelang kepala 4. Jika merujuk ke pengalaman junjungan kita Nabi Muhammad SAW, maka kemungkinan “tinggal” 20 tahunan lagi saya beredar di dunia ini. Namun, dengan usia sematang itu, untuk menghitung berapa kali saya khatam Al-Qur’an seumur hidup saya ini, rasanya lima jari saya tidak habis. Duh…malunya. Semoga Allah SWT mengampuni saya dan memberi saya kesempatan memperbaiki diri…..
Semuanya berawal dengan “idealisme” saya, atau tepatnya…kesombongan saya bahwa saya ingin katham Qur’an sekaligus dengan terjemahannya. Keinginan yang menurut saya wajar karena saya tidak bisa berbahasa Arab. Berbagai saran langsung maupun via e-mail yang saya terima tentang bagaimana caranya khatam Al-Qur’an dalam satu tahun saya abaikan, karena umumnya hanya mengutamakan selesai membaca Qur’an tapi memahami artinya menjadi tujuan kedua.
Saya kemudian menciptakan strategi sendiri. Saya mulai dengan membiasakan membawa Al-Qur’an mini ke manapun saya pergi. Saya letakkan Al-Qur’an tersebut di handbag saya, dengan asumsi jika ia dekat dengan saya maka kapanpun saya mau (atau tepatnya … in the mood) saya bisa membacanya segera. Namun nyatanya strategi ini tidak dapat memuaskan keinginan saya untuk membaca dan memahami artinya sekaligus, karena dalam Al-Qur’an berukuran mini ini tentunya tidak memungkinkan memuat juga terjemahannya. Belum lagi karena ukurannya mini, maka otomatis aksara Arab yang tertulis juga berukuran mini. Akibatnya mata cepat lelah, ditambah alasan tidak masuk akal lainnya seperti sibuk, malas, dll, dst, maka membaca satu ‘ain saja sudah dapat saya anggap “achievement”.
Strategi lain adalah membuat acara rutin tadarus dengan suami saya saat kami tiba di rumah, menjelang tidur malam. Saat itu, sekaligus dalam rangka melatih kemampuan berbahasa Inggris, kami merujuk pada Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa asing tersebut. Pikir saya, sambil menyelam minum air nih….Kami berdua bergantian membaca Al-Qur’an masing-masing sepanjang satu ‘ain lalu bergantian membaca terjemahan bahasa Inggrisnya….Strategi ini ternyata lebih parah, karena tidak membuat saya bertahan dengan keinginan khatam Al-Qur’an. Akhirnya kami berjalan dengan strategi masing-masing. Suami saya lanjut dengan caranya sendiri membaca Al-Qur’an selepas sholat tahajud yang dilakukannya menjelang adzan subuh. Ini juga kebiasaan yang seringkali membuat saya iri, karena di saat ia sholat dan mengaji, saya biasanya masih terlelap di peraduan. “Gak enak mau bangunin, kayaknya tidurnya pules banget, capek ya…” begitu biasanya jawaban suami saya, jika suatu waktu saya minta dibangunkan untuk bisa sholat tahajud berjamaah dengannya.
Pencarian strategi jitu ini akhirnya berakhir saat saya terima e-mail berbahasa Inggris dari seorang teman kantor yang isinya sbb:
Why do we read Quran, even we can't understand Arabic?
An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa was up early sitting at the kitchen table reading his Qur'an. His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in everyway he could. One day the grandson asked, "Grandpa, I try to read the Qur'an just like you but I don't understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur'an do?"
The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water." The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house. The grandfather laughed and said, "You'll have to move a little faster next time," and sent him back to the river with the basket to try again. This time the boy ran faster, but again the basket was empty before he returned home. Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water. You're just not trying hard enough," and he went out the door to watch the boy try again. At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show this grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would leak out before he got back to the house. The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breath, he said, "See Grandpa, it's useless!"
"So you think it is useless?" The old man said, "Look at the basket." The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal-basket and was now clean, inside and out. "Son, that's what happens when you read the Qur'an. You might not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah (SWT) in our lives."

Jadi intinya, memahami isi Al-Qur’an memang memberi nilai plus bagi kita, namun membaca Al-Qur’an “saja” dapat membersihkan diri kita luar dan dalam seperti bersihnya keranjang arang yang diceritakan pada kisah di atas.
Akhirnya, saya berkesimpulan bahwa yang utama adalah niat yang kuat untuk membakar motivasi kita menuju khatam Al-Qur’an. Berbekal bahan bakar ini, saya menyiapkan 2 buah Al-Qur’an, satu saya letakkan di meja kamar dekat tempat tidur di rumah dan yang satu lagi saya letakkan di lemari kantor dekat komputer saya. Modal lain adalah ingatan karena saya selalu paksa diri saya mengingat surah ke berapa yang sudah saya baca di rumah, saat saya akan baca Al-Qur’an di kantor. Dan jangan lupa, pasang target: kapan saya harus khatam? Walaupun target waktu yang saya tetapkan sudah terlewati, namun dengan target kita tahu kita ingin mencapai apa.
Hari ini tanggal 3 September 2009 tepat 13 Ramadhan 1430 H selepas sholat subuh, saya berhasil menyelesaikan bacaan Al-Qur’an saya hingga surat Al-Ikhlas, surat terakhir. Saya khatam Al-Qur’an!!! Suami saya tak lupa memberi selamat dan doa. Sungguh, rasanya lebih hebat daripada saat saya ujian promosi S3 awal tahun 2008 lalu.
“Ya Allah, Ya Tuhanku! Rahmatilah aku dengan Al-Quran dan jadikanlah Al-Quran bagiku sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya Allah, Ya Tuhanku! Ingatkanlah aku apa yang aku terlupa daripada ayat-ayat Al-Quran. Ajarkanlah aku daripada Al-Quran apa yang belum aku ketahui. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan siang; dan jadikanlah Al-Quran itu hujah bagiku (untuk menyelamatkan daku di akhirat), wahai Tuhan Sekalian Alam.”
Amin.
- 3 September 2009

Sumber :
Judhiastuty Februhartanty
18 September 2009

Memasyarakatkan Al-Quran Lewat Tarawih

Dalam karyanya Jawahir ul-Qur'an, Imam al-Ghazali menerangkan bahwa seluruh cabang ilmu yang terdahulu dan yang kemudian, yang diketahui maupun yang belum, semua bersumber dari Al-Quran al-Karim.

Penjelasan al-Ghazali di atas menggambarkan akan betapa luas dan dalamnya kandungan Al-Quran. Oleh karena itu, Al-Quran tidak pernah habis untuk dikaji dan ditelaah setiap masa. Selalu saja ada hal-hal yang baru yang ditemukan oleh para ulama dari kandungan Al-Quran.

Kita juga banyak mendengar penemuan-penemuan ilmiah terbaru yang dihasilkan oleh para ilmuan kontemporer, yang dianggap penemuan paling mutakhir. Namun, setelah kita perhatikan, ternyata hal itu sudah ada dan dibahas di dalam Al-Quran terlebih dahulu. Di antaranya adalah penemuan tentang strategi perang di waktu pagi, yang ditemukan oleh para pakar di akademi militer. Ternyata sudah dibahas di dalam Al-Quran pada surat Al-Aadiyaat.

Dari pemahaman kita akan pentingnya mengkaji Al-Quran, seharusnya kita berusaha untuk senantiasa dekat dan 'bersentuhan' dengannya. Karena bagaimana kita akan cinta dan mengerti kandungannya, jika membacanya saja kita jarang. Apalagi mau menghafal dan mengkajinya. Sebegini burukkah kondisi umat Islam kontemporer?

Modernitas zaman banyak membawa dampak buruk bagi jauhnya umat Islam dari Al-Quran. Padahal sewaktu penulis masih kecil, sebelum perkembangan informasi dan teknologi begitu pesat seperti sekarang ini, paling tidak setiap sehabis shalat magrib berjamaah di masjid, penulis selalu mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dari setiap rumah yang penulis lewati.

Berbeda dengan masa kini. Fenomena di atas jarang sekali penulis temukan. Banyak dari anak-anak umat Islam kontemporer justru lebih mengenal Playstation ketimbang Al-Quran! Menonton sinetron lebih digandrungi remaja-remaja muslim, ketimbang hadir di pengajian! Kebiasaan menggerak-gerakan tasbih (berdzikir) berubah menjadi kebiasaan mengutak-atik handphone!

Mau tidak mau, kita harus akui fenomena-fenomena memprihatinkan di atas telah terjadi dan menjamur di kalangan umat Islam Indonesia, dan bahkan mungkin di beberapa negara yang berpenduduk muslim yang lainnya. Lalu bagaimana solusinya?

Memasyarakatkan Al-Quran
Solusinya adalah dengan melakukan upaya menciptakan iklim qur'ani atau memasyarakatkan Al-Quran.

Di antara cara-cara memasyarakatkan Al-Quran, khususnya di bulan Ramadhan, adalah dengan membiasakan umat Islam untuk shalat Tarawih dengan bacaan satu juz atau lebih setiap malamnya. Sehingga dalam satu bulan Ramadhan dapat selesai 30 Juz Al-Quran. Dengan begitu, umat Islam secara komprehensif akan terbiasa mendengarkan Al-Quran dari awal sampai akhir.

Penulis harus mengakui bahwa upaya tersebut pasti sulit dan akan menemukan banyak rintangan nantinya. Namun memang untuk menggapai sebuah keberhasilan, pasti akan selalu saja ada alang-rintangnya. Oleh karena itu, upaya tersebut harus dimulai pelan-pelan dan berangsur-angsur oleh segenap komponen umat Islam di Indonesia. Sebab, upaya ini tidak bisa dilakukan secara individual, tapi harus dilakukan secara kolektif.

Fenomena yang berkembang di banyak kalangan umat Islam Indonesia adalah menjadikan shalat Tarawih sebatas kebiasaan (ritual) di bulan Ramadhan saja. Kebiasaan mencari-cari shalat Tarawih yang cepat selesainya, masih berkembang di beberapa kalangan umat Islam Indonesia. Bacaan Al-Quran saat Tarawih di kampung-kampung di Indonesia biasanya hanya berkisar dari surat at-Takatsur sampai an-Naas. Bahkan jika ada imam shalat Tarawih yang bacaannya agak lama, tidak jarang dimusuhi dan ditinggalkan jamaahnya.

Memang sungguh memprihatinkan. Maka tak heran jika shalat Tarawih yang dilakukan umat Islam di Indonesia, tidak banyak memberikan perubahan riil bagi perbaikan kondisi sosialnya. Padahal Allah swt telah berfirman dalam Al-Quran: "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabuut [29]: 45). Padahal seharusnya Ramadhan menjadi 'madrasah' untuk menggembleng akhlak dan pribadi umat Islam yang menjalankan puasa di siang hari dan Tarawih di malam harinya.

Umat Islam Indonesia harus belajar dari umat Islam di Suriah --dan mungkin beberapa negara berpenduduk muslim yang lainnya. Di Damaskus (Ibukota Suriah), rata-rata di setiap masjidnya dilaksanakan shalat Tarawih satu juz atau lebih setiap malam. Jadi selama sebulan dapat selesai 30 Juz Al-Quran. Jarang sekali kita temukan yang tidak menggunakan sistem seperti ini. Bahkan di beberapa masjid, bisa diselesaikan pembacaan Al-Quran dalam beberapa kali.

Sebagai contoh di masjid ar-Rifai, sebuah masjid di dekat pusat kota Damaskus. Di masjid tersebut bisa ditamatkan pembacaan Al-Quran sampai empat kali dalam satu bulan Ramadhan. Pertama, satu juz atau lebih setiap malam, saat shalat Tarawih berjamaah. Kedua, satu juz atau lebih setiap malam, saat shalat tahajud berjamaah. Ketiga, satu juz atau lebih setiap pagi, saat shalat shubuh berjamaah. Keempat, satu juz atau lebih setiap pagi, saat acara tadarusan seusai shalat shubuh berjamaah.

Dengan demikian, masyarakat muslim di Damaskus telah terbiasa selalu mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran dari awal sampai akhir. Jika sudah terbiasa, insya Allah akan timbul nantinya keinginan untuk menghafal dan kemudian mengkajinya ayat demi ayat.

Umat Islam Indonesia harus mulai sadar akan pentingnya memasyarakatkan Al-Quran. Problematika komplikatif yang dihadapi umat Islam Indonesia saat ini, disebabkan oleh penyakit-penyakit sosial yang masih hinggap pada diri kebanyakan dari mereka. Al-Quran adalah obat bagi berbagai macam penyakit, termasuk berbagai penyakit sosial.

Dalam Al-Quran Allah swt menjelaskan: "Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran (yang terkandung dalam Al-Quran) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (penyakit sosial), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS. Yunus [10]: 57).

Tidakkah umat Islam Indonesia ingin sembuh dari berbagai penyakit sosial yang dideritanya?! Wallahu a'lam b ish-Shawab.
- 7 September 2009

Sumber :
A. Slamet Ibnu Syam
18 September 2009
Penulis adalah Ketua Dewan Konsultan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Damaskus-Suriah

Urgensi Mengajarkan Al Qur'an

Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: “Sepaling baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya”.
Al Quran adalah objek yang paling utama untuk dipelajari dan diajarkan. Zarkasyi berkata dalam kitabnya “Al Burhan”: “Para ulama sahabat kamimengatakan: mengajarkan Al Quran adalah fardhu kifayah, demikian juga menghapalnya, adalah wajib bagi umat Islam.
Makna kewajiban itu –seperti dikatakan oleh Al Juwaini— adalah agar jumlah mata rantai berita mutawatir tidak terputus, dan tidak terjadipenggantian dan perubahan terhadap Al Quran. Jika sebagian orang mengerjakan kewajiban itu, maka kewajiban itu terbebas bagi yang lainnya. Jika tidak, maka semua umat Islam mendapatkan dosa. Jika dalam suatu negeri atau kampung tidak ada yang membaca Al Quran, maka semua penduduk negeri itu mendapatkan dosa. Jika adasekelompok orang yang dapat mengajarkan Al Quran, kemudian ia diminta untuk mengajar, namun ia menolak, ia tidak berdosa menurut pendapat yang paling sahih.
Seperti dikatakan oleh An Nawawi dalam kitab At Tibyan. Bentuk masalah ini adalah: jika sesuatu maslahat tidak hilang dengan penundaan itu maka ia dapat menolak. Sementara jika hilang, maka ia tidak boleh menolak permintaan itu.
Namun, apa yang yang dimaksud dengan mempelajari dan mengajarkan Al Quran? Yang dimaksud adalah: menghapal kata-kata dan huruf-huruf Al Quran dalam hati. Ini adalah tugas yang dilakukan oleh katatib (pondok-pondok penghapal Al Quran) pada masa lalu, dan sebagiannya masih ada hingga saat ini, sementara saat ini tugas itu dilakukan oleh sekolah tahfizh Al Quran. Itu dapat masuk dalam pengertian belajar dan mengajarkan Al Quran. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa inilah yang dimaksud itu, bukan lainnya.
Barangkali inilah rahasia mengapa orang amat memberikan perhatian terhadap penghapalan Al Quran, memuliakan para penghapalnya, dan menyiapkan hadiah serta pemberian uang yang banyak bagi para penghapal Al Quran. Sehingga ada sebagian penghapal Al Quran yang mendapatkan hadiah dalam musabaqah yang diselenggarakan di Qathar sebesar lima puluh ribu rial, di tambah mobil yang lebih mahal dari jumlah itu. dan pada tahun kedua ia mendapatkan hadiah yang hampir sama dengan itu!
Kecenderungan seperti inilah yang mendorong kami untuk mengkritik dalam buku-ku “Fi Fiqh al Awlawiyaat”, yaitu ketika saat ini tindakan menghapal Al Quran lebih dilihat penting dibandingkan dengan usaha untuk memahaminya. Para penghapal lebih dihormati dan lebih diperhatikan dibandingkan para faqih (ahli agama).
Al Quran mendefinisikan tugas Nabi Saw adalah: “mengajarkan Al Quran dan Hikmah”, dalam empat ayat Al Quran40. Dan tentunya yang dimaksudkan dengan “mengajarkan” ini bukan “mengajarkan menghapal”, dengan dalil perintah itu diiringi dengan tugas membacakan ayat-ayat Al Quran kepada mereka:
“Yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah.” (Ali Imran: 164). Maka mengajar lebih khusus dari membaca.Belajar dan mengajar inilah yang diungkapkan oleh sebagian hadits sebagai “tadaarus”.
Dalam sahih Muslim dari Abi Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda: “Setiap sekelompok orang berkumpul di suatu rumah Allah, membaca kitab Allah, dan mentadaruskan Al Quran di antara mereka, maka ketenangan akan diturunkan kepada mereka, dan mereka akan dipenuhi oleh rahmat Allah, dikelilingi para Malaikat, dan Allah SWT akan mengingat dan menyebut mereka yang hadir di majlis itu”.
Makna tadarus Al Quran adalah: berusaha untuk mengetahui lafazh-lafazh dan redaksinya, pemahaman dan maknanya, serta ibrah yang dikandungnya, serta hukum hukum dan etika yang diajarkannya.
“At Tadarus” adalah wazan tafa`ul dari ad dars, maknanya adalah: salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan pihak selanjunya berusaha mengoreksi atau melengkapinya. Inilah yang dimaksud dengan tadarus.
Tadarus inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw bersama utusan wahyu Jibril a.s. pada bulan Ramadhan setiap tahun. Seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas s.a., saat Jibril turun kepada Rasulullah SAW, dan mentadaruskan Al Quran bersama beliau.
Mudarasah (pengkajian) Al Quran yang paling baik adalah yang dilakukan oleh dua pihak utusan Allah SWT yang mulia: utusan Allah SWT dari langit, dan utusan Allah SWT di bumi!.
Dalam mempelajari Al Quran tidak cukup hanya dengan menghapal baris barisnya, dan mengingat ayat-ayatnya, kemudian tidak memahami maknanya, meskipun tetap mendapatkan pahala dengan sekadar mengingat dan menghapalnya, sesuai dengan niatnya. Namun seharusnya ia berusaha untuk memahami –semampunya— apa yang diinginkan oleh Allah SWT darinya, sesuai kadar kemampuan daya tangkapnya: “Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya.” (Ar Raad: 17).
Ini ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh `Uqbah bin Amir r.a., ia berkata: Rasulullah SAW keluar kepada kami saat kami berada di ash shuffah, dan bersabda: “Siapa yang mau pergi pada pagi hari setiap hari ke daerah Buthhan –Atau ke Aqiq— kemudian mengambil dua unta yang gemuk dari sana, tanpa melakukan dosa atau membuat putus hubungan silaturahmi”? Kami menjawab: Wahai Rasulullah Saw, kami semua mau melakukan itu. Beliau bersabda: “Bukankah jika salah seorang kalian pergi ke mesjid pada pagi hari dan mempelajari –atau membaca— dua ayat dari Kitab Allah SWT lebih baik baginya dua unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga unta, empat ayat lebih baik dari empat unta, dan dari bilangan ayat-ayat itu lebih baik dari sejumlah unta dengan bilangan yang sama?!”. Bath-han adalah tempat dekat Madinah. Aqiq adalah lembah Madinah. Sementara Al Kauma adalah unta besar yang gemuk.
Aku kira mempelajari dua tiga atau empat ayat di sini: tidak berarti menghapalkan huruf-hurufnya saja, namun yang dimaksud adalah mempelajari kandungan ilmu dan amalnya sekaligus. Oleh karena itu hadits itu mengurangi bilangannya, sehingga dapat dipahamai dan amalkan dengan lebih mudah.
Inilah cara para sahabat r.a. dalam mempelajari Al Quran. Seperti telah kami jelaskan sebelumnya. Dan dengan cara seperti ini, ayat yang dipelajari oleh seorang Muslim akan menjadi cahaya dan bukti baginya pada hari kiamat. Seperti diriwayatkan oleh Abu Umambahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mempelajari satu ayat dari Kitab Allah, niscaya ayat itu akan menyambutnya pada hari Kiamat sambil tertawa di hadapannya”.
- 5 Agustus 2009

Sumber :
18 September 2009

Membumikan Al Qur'an : Membutuhkan Negara

[Al-Islam 472] Bulan Ramadhan sering disebut sebagai bulan al-Quran (syahr al-Qru’ân), setidaknya karena dua hal. Pertama: pada bulan Ramadhanlah Allah menurunkan al-Quran, sebagaimana firman-Nya:
]شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ[
Bulan Ramadlan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil (QS al-Baqarah [2]: 185).
Allah SWT juga berfirman:
]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ[
Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran pada suatu malam yang diberkahi (QS ad-Dukhan [44]: 3).
]إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ[
Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran pada Malam Kemuliaan(QS al-Qadr [97]: 1).
Karena itu, pada bulan Ramadhan ini—biasanya tanggal 17 Ramadhan—sebagian Muslim menyelenggarakan Peringatan Nuzulul Quran.
Kedua: pada bulan ini pula biasanya kaum Muslim lebih banyak dan lebih sering membaca dan mengkaji al-Quran dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Dalam tradisi kaum Muslim di Tanah Air, selama Ramadhan ada aktivitas rutin yang dikenal dengan istilah tadarus, yakni aktivitas membaca al-Quran, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan saling menyimak.
Tentu baik menyelenggarakan Peringatan Nuzulul Quran. Dengan itu, setiap Muslim, paling tidak setiap setahun sekali, diingatkan tentang peristiwa turunnya kitab suci mereka, yakni al-Quran. Tentu baik pula, bahkan akan memperoleh balasan berlipat ganda, membiasakan tadarus selama bulan Ramadhan. Sebab, di luar Ramadhan saja, Baginda Rasulullah saw. telah menjanjikan pahala dari Allah berupa sepuluh kebaikan bagi setiap huruf al-Quran yang kita baca (HR at-Tirmidzi). Pahala membaca al-Quran tentu akan makin berlipat ganda jika dilakukan selama Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi saw. (HR Ibn Khuzaimah).
Namun demikian, sejatinya kaum Muslim tidak lantas berhenti di sini, apalagi merasa puas hanya dengan Peringatan Nuzulul Quran dan kegiatan membaca al-Quran. Kaum Muslim hendaknya tidak hanya memperlakukan al-Quran sebagai kitab bacaan. Sebab, dalam ayat pertama yang dikutip di atas, jelas bahwa al-Quran Allah turunkan agar berfungsi sebagai hud[an] (petunjuk), bayyinât (penjelasan) dan furq[an] (pembeda; yang haq dengan yang batil) (QS al-Baqarah [2]: 125). Dalam ayat lain al-Quran juga menegaskan dirinya sebagai penjelas segala sesuatu (tibyân[an] li kulli syay’[in]), petunjuk (hud[an]) dan rahmat (rahmat[an]) bagi manusia (QS an-Nahl [16]: 89). Al-Quran bahkan merupakan obat penawar bagi kaum Mukmin (QS al-Isra’ [17]: 82)
Pertanyaannya, sudahkah kaum Muslim saat ini mendudukkan al-Quran sesuai dengan seluruh fungsinya di atas? Ataukah al-Quran saat ini baru dijadikan sebagai kitab bacaan semata?

Jangan Mengabaikan al-Quran

Allah SWT berfirman:
]وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا [t
Berkatalah Rasul, “Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.” (QS al-Furqan [25]: 30).
Ayat di atas menceritakan bahwa Rasulullah saw. mengadukan kepada Allah SWT perilaku umatnya yang menjadikan al-Quran sebagai mahjûr[an]. Kata mahjûr[an]merupakan bentuk maf‘ûl. Ia bisa berasal dari kata al-hujr, yakni kata-kata keji dan kotor. Dengan demikian, maksud ayat ini, mereka mengucapkan kata-kata batil dan keji terhadap al-Quran, seperti tuduhan al-Quran adalah sihir, syair atau dongengan orang-orang terdahulu (QS al-Anfal [8]: 31). (Ash-Shabuni, I/260). Kata mahjûr[an] juga bisa berasal dari kata al-hajr, yakni at-tark (meninggalkan, mengabaikan). Jadi, mahjûr[an] juga bisa bermakna matrûk[an] (yang ditinggalkan, diabaikan) (Al-Qanuji, IX/305).
Banyak sikap dan perilaku yang oleh para mufassir dikategori hajr al-Qur’ân(meninggalkan atau mengabaikan al-Quran). Di antaranya adalah menolak untuk mengimani dan membenarkannya; tidak men-tadabbur-i dan memahaminya; tidak mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya; berpaling darinya menuju yang lain baik berupa syair, ucapan, nyanyian, permainan, ucapan atau tharîqah yang diambil dari selainnya; tidak mau menyimak dan mendengarkan al-Quran (Ibn Katsir, I/1335).
Tidak mau berhukum dengan al-Quran, baik dalam perkara ushûl ad-dîn maupun furû’-nya, menurut Ibnu al-Qayyim, juga terkategori meninggalkan atau mengabaikan al-Quran (Wahbah Zuhaili, IXX/61).
Semua tindakan tersebut haram (dosa) karena dikaitkan dengan ayat berikutnya:
]وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا[
Seperti itulah Kami mengadakan bagi tiap-tiap nabi musuh dari para pendosa (QS al-Furqan [25]: 31).
Dalam ayat ini, jelas orang-orang yang meninggalkan dan mengabaikan al-Quran disejajarkan dengan musuh para nabi dari kalangan para pendosa.

Bentuk-bentuk Pengabaian al-Quran

Jika kita cermati, gejala pengabaian al-Quran banyak dilakukan kaum Muslim—baik secara sadar ataupun tidak—dari berbagai level. Pertama: pada level masyarakat Muslim kebanyakan (awam), baik di kalangan bawah maupun kalangan menengah, kita sudah lama menyaksikan bagaimana al-Quran sekadar disimpan di rak-rak buku tanpa pernah dibaca, apalagi dikaji isinya dan diamalkan dalam realitas kehidupan. Kalaupun dibaca, biasanya sekadar pada bulan Ramadhan, seperti saat ini. Karena jarang dibaca, otomatis al-Quran pun jarang dikaji. Karena jarang dikaji, otomatis pula al-Quran jarang diamalkan. Masyarakat lebih tertarik dan bersemangat untuk membaca koran atau rajin menonton TV, misalnya, ketimbang membaca al-Quran. Wajar jika kemudian mereka, misalnya, lebih gandrung dengan apa yang dipropagandakan oleh koran atau TV—yang notabene lebih banyak mengusung gagasan-gagasan atau pesan-pesan yang bersumber dari akidah Sekularisme—ketimbang gagasan-gagasan dan pesan-pesan yang berasal dari al-Quran. Dalam tataran pemikiran, hal ini dapat dibuktikan dengan penerimaan sebagian besar masyarakat yang lebih gandrung dengan demokrasi, HAM, kebebasan, emansipasi dll ketimbang gagasan-gagasan dan pesan-pesan Islam seperti penerapan syariah Islam secara kâffah (total). Dalam tataran kehidupan praktis, hal ini dapat diindikasikan dengan gandrungnya sebagian besar masyarakat terhadap gaya hidup Barat yang cenderung bebas dan liar. Kaum wanita Muslim, misalnya, banyak yang lebih suka berpakaian ala Barat yang mempertontonkan sebagian (bahkan sebagian besar) auratnya ketimbang menutup auratnya dengan jilbab dan kerudung. Para remaja banyak yang lebih suka bergaul bebas ketimbang terikat dengan aturan-aturan syariah.
Kedua: pada level kaum intelektual Muslim, kita juga menyaksikan bagaimana al-Quran diperlakukan secara ‘semena-mena’; sesekali dikritisi, bahkan tak jarang digugat—meskipun tentu tidak secara terang-terangan alias dibungkus dengan berbagai istilah dan jargon, seperti ‘reaktualisasi’ ataupun ‘reinterpretasi’ al-Quran. Munculnya sikap ‘kritis’ terhadap al-Quran tidak lain karena didasarkan pada praanggapan bahwa al-Quran—meskipun dipandang suci—hakikatnya adalah kumpulan teks, yang sama dengan teks-teks lain. Bahkan Nashr Hamid Abu Zayd, misalnya, dalam Mafhûm an-Nash; Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân, secara tegas menyatakan bahwa al-Quran bukanlah kalamullah, ia hanyalah produk budaya (muntâj ats-tsaqâfi); hasil persepsi Muhammad saw. terhadap kalam Allah yang sebenarnya.
Ketiga: pada level negara/penguasa, upaya mengabaikan al-Quran sesungguhnya lebih kentara lagi. Bagaimana tidak? Selama ini, al-Quran nyaris tidak dilirik, bahkan cenderung dicampakkan. Enggannya penguasa untuk menerapkan hukum-hukum Allah SWT yang bersumber dari al-Quran dan malah lebih rela melakukan legislasi hukum-hukum sekular buatan manusia adalah bukti nyata dari tindakan mereka melakukan pengabaian al-Quran. Allah SWT telah mengecam sikap demikian:
]أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا[
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah mengimani apa saja yang telah diturunkan kepadamu dan pada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhukum pada thâghût, padahal mereka telah diperintah untuk mengingkarinya. Setan bermaksud menyesatkan mereka sejauh-jauhnya (QS an-Nisa’ [4]: 60).
Yang lebih tragis, pejuang syariah Islam diperlakukan oleh penguasa—secara langsung ataupun karena tekanan Barat (baca: AS) sebagai teroris, atau paling tidak, sebagai ancaman; seolah-olah memperjuangkan tegaknya syariah Islam lebih jahat daripada tindakan kriminal seperti korupsi, misalnya. Sikap ini—ditegaskan oleh al-Quran—adalah sikap orang-orang munafik:
]وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودً ا[
Jika dikatakan kepada mereka, "Marilah kalian (tunduk) pada hukum yang telah Allah turunkan dan pada hukum Rasul," niscaya kalian melihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kalian (QS an-Nisa’ [4]: 61).

Membumikan al-Quran, Membutuhkan Negara

Wacana tentang pentingnya membumikan al-Quran sudah sering dilontarkan oleh para ulama, intelektual dan aktivis Muslim. Namun, hingga kini wacana itu masih tetap berupa wacana, tidak mewujud menjadi realita. Al-Quran masih dijadikan sekadar kitab bacaan, tidak dijadikan pedoman, apalagi dijadikan sebagai sumber hukum dan perundang-undangan. Padahal al-Quran berisi sistem kehidupan yang harus diterapkan. Di dalamnya terdapat hukum yang mengatur seluruh segi dan dimensi kehidupan (QS an-Nahl [16]: 89).
Harus disadari, sebagian hukum itu hanya bisa dilakukan oleh negara, semisal hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, plitik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik luar negeri; termasuk pula hukum-hukum yang mengatur pemberian sanksi terhadap pelaku pelanggaran hukum syariah (‘uqûbât). Hukum-hukum seperti itu tidak boleh dan tidak mungkin diterapkan oleh individu. Semua itu hanya mungkin dan sah dilakukan oleh negara (penguasa). Dalam Islam, negara semacam ini adalah Khilafah, dan penguasanya disebut khalifah.
Berdasarkan fakta ini, keberadaan negara (Khilafah) adalah dharûrî (sangat penting). Tanpa Khilafah, mustahil kita bisa membumikan al-Quran. Tanpa Khilafah, banyak sekali ayat al-Quran yang dicampakkan. Padahal menelantarkan al-Quran—walaupun sebagian—termasuk tindakan haram (dosa). Karena itu, berdirinya Khilafah—tentu Khilafah ‘ala Minhâj an-Nubuwwah) harus disegerakan agar tidak ada satu ayat al-Quran pun yang diabaikan. Inilah seharusnya yang dijadikan pesan penting dalam Peringatan Nuzul Quran seperti saat ini.
Wallâh a‘lam bi ash-shawâb. []

Sumber :
18 September 2009

Informasi Mengenai Peristiwa Masa Depan dalam Al Qur'an

Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas. Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, yang akan diulas lebih dalam dalam halaman-halaman berikutnya, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS